Showing posts with label mirrorless. Show all posts
Showing posts with label mirrorless. Show all posts

Fotografi untuk pemula

Fotografi untuk pemula bisa menjadi hobi yang menarik sekaligus cara untuk mengekspresikan kreativitas. Sebagai langkah awal, penting untuk memahami dasar-dasar teknik fotografi dan peralatan yang digunakan.

Pertama, kenali kamera yang Anda miliki, apakah itu kamera digital (DSLR, mirrorless) atau bahkan smartphone. Kamera dengan pengaturan manual akan memberikan kontrol lebih atas hasil foto, seperti pengaturan kecepatan rana (shutter speed), bukaan lensa (aperture), dan ISO. Rana mengontrol seberapa lama cahaya masuk ke sensor, bukaan mengatur seberapa banyak cahaya yang masuk, dan ISO berhubungan dengan sensitivitas sensor terhadap cahaya. Semakin tinggi ISO, semakin terang gambar, tetapi bisa menambah noise (butiran kasar) pada gambar.

Memahami komposisi adalah hal penting lainnya. Komposisi yang baik bisa membuat foto lebih menarik, dan salah satu aturan dasar adalah "rule of thirds." Bayangkan gambar Anda terbagi menjadi sembilan bagian dengan dua garis vertikal dan dua garis horizontal. Menempatkan subjek di sepanjang garis atau di perpotongan garis-garis ini sering kali menghasilkan komposisi yang seimbang.

Selain itu, pencahayaan merupakan elemen krusial dalam fotografi. Cahaya alami, seperti sinar matahari saat golden hour (waktu sekitar satu jam setelah matahari terbit dan sebelum matahari terbenam), sering kali memberikan hasil yang lebih lembut dan indah. Hindari penggunaan flash yang terlalu terang karena dapat membuat gambar terlihat datar.

Konsistensi latihan sangat penting. Eksplorasi berbagai mode pemotretan di kamera Anda, mulai dari mode otomatis hingga manual, dapat membantu Anda memahami bagaimana berbagai pengaturan memengaruhi hasil gambar. Tidak perlu kamera mahal untuk memulai; yang terpenting adalah memahami konsep dasar dan rajin berlatih. Selain itu, belajar dari referensi visual, seperti foto-foto yang Anda sukai, dapat memberikan inspirasi untuk menemukan gaya fotografi Anda sendiri.

Jika Anda terus mencoba berbagai teknik dan mengasah kreativitas, seiring waktu Anda akan menemukan gaya fotografi yang unik dan memuaskan.

Perbedaan kamera DSLR dan Mirrorless

Kamera DSLR (Digital Single Lens Reflex) dan kamera mirrorless memiliki beberapa perbedaan utama yang mempengaruhi cara kerja dan hasil yang dihasilkan.

Desain dan Mekanisme: Kamera DSLR menggunakan cermin reflektif dan sistem prisma untuk mengarahkan cahaya dari lensa ke viewfinder optik. Ketika tombol rana ditekan, cermin ini bergerak ke atas, memungkinkan cahaya mencapai sensor gambar. Sebaliknya, kamera mirrorless tidak memiliki cermin atau prisma. Cahaya langsung jatuh ke sensor gambar, dan hasilnya ditampilkan pada layar LCD atau electronic viewfinder (EVF).

Ukuran dan Berat: Karena tidak memiliki cermin dan prisma, kamera mirrorless umumnya lebih kecil dan lebih ringan dibandingkan DSLR. Ini membuatnya lebih portabel dan nyaman untuk dibawa bepergian.

Autofokus: DSLR biasanya menggunakan teknologi phase-detection untuk autofokus, yang cepat dan akurat, terutama dalam kondisi cahaya rendah. Kamera mirrorless awalnya menggunakan contrast-detection, yang lebih lambat, tetapi model terbaru telah mengadopsi phase-detection pada sensor, sehingga kecepatan autofokusnya kini setara dengan DSLR.

Viewfinder: DSLR menggunakan viewfinder optik yang memberikan tampilan langsung dari lensa tanpa lag. Kamera mirrorless menggunakan EVF atau layar LCD, yang menampilkan gambar digital dari sensor. EVF dapat memberikan pratinjau yang lebih akurat dari eksposur dan efek warna, tetapi mungkin memiliki sedikit lag dibandingkan viewfinder optik.

Lensa dan Aksesori: DSLR memiliki pilihan lensa dan aksesori yang lebih luas karena telah ada lebih lama di pasar. Namun, pilihan lensa untuk kamera mirrorless terus berkembang, dan banyak produsen menawarkan adaptor untuk menggunakan lensa DSLR pada kamera mirrorless.

Baterai: Karena penggunaan EVF dan layar LCD yang terus-menerus, kamera mirrorless cenderung memiliki masa pakai baterai yang lebih pendek dibandingkan DSLR yang menggunakan viewfinder optik.

Harga: Secara umum, kamera mirrorless cenderung lebih mahal dibandingkan DSLR dengan spesifikasi yang setara, meskipun perbedaan harga ini semakin mengecil seiring dengan perkembangan teknologi.

Secara keseluruhan, pilihan antara DSLR dan mirrorless tergantung pada kebutuhan dan preferensi pengguna. DSLR mungkin lebih cocok untuk mereka yang membutuhkan daya tahan baterai yang lebih lama dan preferensi viewfinder optik, sementara mirrorless menawarkan portabilitas dan teknologi terbaru yang lebih canggih.

Peaking level

Peaking level/fokus pada kamera mirrorless adalah fitur yang sangat berguna untuk membantu fotografer dalam melakukan fokus manual. Fitur ini bekerja dengan menyoroti area dalam gambar yang berada dalam fokus dengan warna tertentu, seperti merah, biru, atau kuning. Ini membuatnya lebih mudah untuk melihat bagian mana dari gambar yang tajam dan fokus, terutama dalam kondisi pencahayaan yang sulit atau ketika menggunakan lensa dengan depth of field yang sempit.

Peaking level biasanya memiliki beberapa pengaturan, seperti tinggi, sedang, dan rendah. Pengaturan tinggi akan menyoroti lebih banyak area dalam gambar, yang bisa berguna ketika mencoba untuk memastikan bahwa seluruh subjek berada dalam fokus. Namun, ini juga bisa membuat gambar terlihat terlalu ramai dengan highlight warna. Pengaturan rendah, di sisi lain, lebih selektif dan hanya menyoroti area yang benar-benar tajam, yang bisa membantu dalam situasi di mana presisi fokus sangat penting.

Fitur peaking level sangat berguna dalam berbagai situasi fotografi. Misalnya, dalam fotografi makro, di mana depth of field sangat sempit, peaking level membantu memastikan bahwa bagian yang diinginkan dari subjek berada dalam fokus. Dalam fotografi potret, fitur ini membantu memastikan bahwa mata subjek, yang biasanya menjadi titik fokus utama, berada dalam fokus yang tajam.

Selain itu, peaking level juga sangat berguna dalam videografi. Ketika merekam video, terutama dengan lensa manual, memastikan fokus yang tepat bisa menjadi tantangan. Dengan peaking level, videografer dapat dengan cepat melihat area mana yang berada dalam fokus dan melakukan penyesuaian yang diperlukan secara real-time.

Secara keseluruhan, peaking level adalah alat yang sangat berguna bagi fotografer dan videografer yang sering menggunakan fokus manual. Dengan memberikan visualisasi yang jelas tentang area yang berada dalam fokus, fitur ini membantu meningkatkan akurasi dan efisiensi dalam pengambilan gambar dan video.